Memerah Asi Hingga Ajal menjemput

Copas from millis tetangga.. Diposting ke millis oleh yosephine@suryamand iricomputer. co.id

Seulas cerita mengenai kepergian Dera untuk selama-lamanya.  Selama saya berteman dan mengenal Dera, saya tahu bahwa dia tidak pernah ada riwayat sakit berat ataupun gejala2 sakit yang mengkhawatirkan. 2 minggu sebelum Dera meninggalpun, saya sempat bertemu untuk memberikan ASIP saya buat anaknya, Dera masih tampak sehat.

Tgl 22, Selasa Pagi Dera mengeluh pusing. Dia berpikir bahwa dia tertular salesma dari giza (3 th) putrinya yg 1 minggu sebelumnya batpil. Dia tidak minum obat apapun untuk menghilangkan pusingnya dan hanya beristirahat. Selasa siang, dia muntah, apapun yg dimakannya selalu keluar lagi.

Sore hari, suami mengajaknya ke RS. Sesampainya di RS, Dera hrs rawat inap dan masuk kamar perawatan. Malam hari, tensinya drop, 40/70, dan Dera hrs masuk ICU. Berdasarkan keterangan ayahnya yang juga seorang dokter, hasil lab kacau, semua nilai diluar batas normal, sehingga sulit diambil diagnosa.

Hari rabu, kondisinya kritis. Namun dia masih sadar. Dan setiap saat masih minta pompa untuk memerah asi. Karena memang sebelum sakit, Dera sedang berusaha mengembalikan kondisi ASI nya yg sedang drop. Jadi dengan berbagai alat bantu yang menempel di badannya dia minta bantuan suster untuk memompa ASInya.

Rabu malam, kondisinya makin kritis. Organ dalam tubuhnya seperti ginjal, hati mulai tidak berfungsi. Jarum infus sangat sulit dimasukkan ke dalam nadinya, sehingga tangannya banyak bekas tusukan jarum infus. Saat -saat seperti itu dia masih sadar, dan dia masih sempat menanyakan ke suaminya mengenai stok ASIP untuk danisa babynya yg berumur 4 bulan dan meminta suaminya untuk mencari donor asi.

Kamis jam 4 pagi dia mengeluh sesak napas, dan masih meminta pompa asi, untuk saat ini dia ingin memompa sendiri. Namun kondisinya yg tidak memungkinkan tsb, membuat dia tidak berhasil melakukan itu. Jam 4.30, dia mengeluh tidak kuat dan makin sesak, jam 5.10 dia memejamkan mata untuk selamanya.

Sampai Dera meninggal, dokter tidak berhasil memberi diagnosa apapun, karena hampir smua fungsi organ gagal. 1 hari setelah pemakaman, suami masih belum bisa diajak bicara mengenai kelanjutan nasib giza dan denisa putrinya, namun dari informasi mbak yg mengasuh denisa, stok ASIP dr saya masih ada dan ibu dari Dera akan tinggal disitu untuk mengasuh cucunya. Sekali lagi mohon doa dari teman-teman, dan jika suatu saat yang mohon bantuan donor asi buat danisa, saya berharap kesediaaanya.

 **Andai semua ibu tau betapa berharganya setetes ASI utk sang buah hati, maka dia pun akan berjuang memberikan cairan emas itu hingga ajal menjemput [Al Fatihah utk Bunda Heidera Rosalia]. Semoga Allah YME selalu memberikan kesehatan kepada semua Ibu-ibu Mulia yang rela, mau dan ikhlas memberikan ASI kepada buah hatinya dengan penuh cinta dan kasih sayang.

1 thoughts on “Memerah Asi Hingga Ajal menjemput

Tinggalkan komentar